Daftar Isi
Menjadi seorang YouTuber pemula tentu penuh dengan tantangan, terutama dalam mencapai monetisasi. Banyak yang sudah mengupload video selama berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, namun tetap belum mendapatkan penghasilan yang signifikan. Dalam artikel ini, kita akan membahas 5 jenis konten yang paling susah monetisasi, sehingga kamu bisa menghindarinya dan fokus pada konten yang lebih menguntungkan. Mari kita bahas bersama!
1. Konten Anak-Anak
Saingan Berat dan Pendapatan Rendah
Konten anak-anak seringkali terlihat menarik untuk dibuat, apalagi jika kamu memiliki anak yang sedang lucu-lucunya. Namun, konten jenis ini sangat sulit untuk dimonetisasi. Saingan di niche ini sangat besar, dengan channel raksasa seperti Cocomelon yang sudah menguasai pasar. Selain itu, aturan COPPA (Children’s Online Privacy Protection Act) juga membatasi jumlah iklan yang bisa muncul pada video anak-anak, sehingga potensi pendapatan dari Adsense sangat kecil.
Jika kamu sudah terlanjur membuat konten anak-anak, ada dua opsi: membangun personal branding anakmu atau mengubah arah channel ke konten animasi atau kuis yang bisa ditonton oleh orang dewasa. Ini akan memberi fleksibilitas lebih besar dalam monetisasi.
2. Video Gaming Tanpa Editan
Tanpa Pembeda, Sulit Bersaing
Konten gaming memang populer, tapi konten gaming yang tanpa editan hampir mustahil untuk cepat dimonetisasi. Jika kamu hanya merekam layar dan bermain game tanpa menambahkan elemen unik, video kamu tidak akan berbeda dari ribuan video serupa yang sudah ada di YouTube.
Untuk bisa bersaing, kamu perlu menambahkan wajahmu di layar, memberikan reaksi, atau berbicara tentang strategi saat bermain. Gamers besar seperti Just No Limit dan Frost Diamond berhasil karena mereka menampilkan wajah dan reaksi mereka, membuat kontennya lebih personal dan menarik.
3. Konten Cover Lagu atau Karaoke
Masalah Hak Cipta yang Rumit
Siapa yang tidak suka bernyanyi? Namun, konten cover lagu atau karaoke seringkali bermasalah dengan hak cipta. Jika kamu membuat cover lagu populer, besar kemungkinan pendapatan dari video tersebut akan diberikan kepada pemilik hak cipta, bukan kepada kamu sebagai kreator.
Meskipun begitu, banyak yang tetap membuat konten ini karena hobi dan untuk meningkatkan popularitas dengan cepat. Jika kamu sudah terlanjur membuat konten cover, kamu bisa mencoba mendapatkan lisensi lagu tersebut. Namun, lisensi ini biasanya mahal dan proses monetisasinya tidak mudah.
4. Konten AI Tanpa Editing
Konten AI memiliki Risiko Tinggi
Konten yang sepenuhnya dibuat oleh AI, baik gambar maupun suara, sedang trend karena dianggap mudah dan otomatis dibuat dan tinggal upload. Namun, YouTube sudah mulai memberlakukan pembatasan untuk konten AI yang tidak diedit sama sekali. Konten yang tampak sepenuhnya dibuat oleh AI tanpa campur tangan kreator manusia bisa dianggap melanggar kebijakan, apalagi jika mirip dengan konten yang ada.
Jika kamu ingin membuat konten dengan bantuan AI, pastikan kamu tetap menambahkan elemen personal, seperti suara atau wajahmu sendiri, untuk menghindari masalah monetisasi.
5. Konten Reupload Tanpa Editan
Risiko Tinggi Terkena Copyright Strike
Konten reupload adalah jenis konten paling berisiko untuk YouTuber pemula. Mengambil video orang lain dan menguploadnya ulang tanpa perubahan bisa membuat channel kamu terkena copyright strike. Jika kamu mendapatkan tiga strike, channel-mu bisa dihapus oleh YouTube.
Untuk menghindari masalah ini, kamu harus memastikan bahwa konten yang kamu reupload sudah diedit secara signifikan dan masih masuk dalam kategori fair use. Kamu bisa menambahkan komentar, analisis, atau mengubah format video untuk membuatnya lebih orisinal.
Kesimpulan
Membuat konten YouTube memang tidak mudah, terutama untuk monetisasi. Beberapa jenis konten seperti konten anak-anak, video gaming tanpa editan, dan cover lagu mungkin terlihat menarik, tapi sangat sulit untuk dimonetisasi. Jika kamu ingin cepat mendapatkan hasil dari YouTube, hindari lima jenis konten di atas dan fokuslah pada konten yang lebih mudah dioptimalkan.
Tetap kreatif, jangan mudah menyerah, dan selalu perbarui strategi kontenmu sesuai dengan kebijakan YouTube. Selamat berkarya!